jarang-jarang saya mempostingkan naskah Khutbah yang sering biasanya naskah ceramah. nah sekarang saya mau mempost naskah khutbah yang berjudul PESAN DARI WAKTU, semoga bermanfaat
PESAN DARI WAKTU
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ، اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا السُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا
بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا
شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ
وَعَلَى آلِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْآنِ اْلكَرِيمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ
آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
(3)
Hadirin, Jama’ah
Jumat yang dirahmati Allah!
Sebagai
manusia, kita seringkali lupa menyadari sesuatu yang teramat penting untuk
dihayati dan disyukuri. Sesuatu yang teramat besar bahkan dikatakan Mufassir
Fakhruddin al-Razi lebih mulia dibanding tempat; sesuatu yang menjadi dasar
seluruh nikmat; tidak ada sesuatupun yang luput dari penyertaannya. Bahkan,
saking agung sesuatu tersebut, sehingga Allah menjadikannya bagian dari sumpah.
Sesuatu tersebut adalah waktu.
Allah Swt
menjadikan waktu dan beberapa bagian darinya sebagai sumpahnya, tiada lain
karena padanya terdapat nilai dan hikmah yang sangat berharga bila direnungkan.
“Wa al-‘Ashr (demi waktu ahsr), wa al-Dhuha (demi waktu dhuha), wa al-Layl (demi
malam), wa al-Nahar (demi siang), wa al-Shubhi (demi subuh), wa al-Fajr (demi
waktu fajar), dan sebagainya.
Selain itu,
banyak istilah dalam Alquran dan bahasa Arab yang menunjuk makna waktu secara
umum, di antaranya ajal, dahr, waqt dan ashr.
Ajal memberikan
kesan bahwa segala sesuatu memiliki batas dan waktu berakhirnnya, sehingga
tidak ada yang langgeng dan abadi kecuali Allah Swt.
Dahr memberi
kesan bahwa segala sesuatu pernah tiada dan bahwa keberadaannya menjadikan ia
terikat oleh waktu.
Waqt memberi
kesan waktu yang teratur dalam detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun
dan seterusnya.
‘Ashr memberi
kesan masa secara mutlak. ‘Ashr juga bermakna perasan, seakan-akan masa harus
digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya.
Hadirin yang
sama-sama mencari ridha Allah Swt!
Dalam tiga ayat
surah al-‘Ashr yang turun di Makkah ini, Allah bersumpah demi waktu bahwa
sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kerugian diredaksikan oleh Alquran
dalam kata yang berbentuk umum adalah untuk mengejutkan manusia bahwa kerugian
tersebut adalah nyata dan besar; serta untuk menghinakan manusia, karena
sesungguhnya manusia itu memilki sifat dasar rugi, lemah dan payah. Sifat-sifat
negatif tersebut adalah wadah bagi manusia, yang tidak seorangpun mampu keluar
darinya. Akan tetapi, kerugian itu terkecualikan bagi empat golongan manusia:
Pertama, kerugian dari waktu tidak
akan menghinggapi orang yang beriman. Jika ‘ashr tadi dipahami sebagai perasan,
maka saat manusia telah mencapai hasil dari perasan tenaga dan pikiran, baik
maupun buruk, maka dalam keadaan apapun manusia tetap berada dalam kerugian.
Kecuali, dia yang mendasarkan segala sesuatunya dengan iman dan Islam. Iman
adalah hal yang amat berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya suatu amal
oleh Allah Swt. Iman juga yang mampu mengendalikan diri dari kekecewaan atas
kegagalan dari perjuangan serta pergulatan usaha dengan waktu. Selain itu, di
sisi lain, ke-Islam-an sejati akan membentengi kita dari menyianyiakan waktu
dengan perbuatan yang tidak bernilai.
Rasul Saw
bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
« مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ ».
“Di antara baiknya
keislaman seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat.” (HR.
Ibn Majah no. 4111)
Dalam hadis
yang lain disebutkan bahwa waktu luang adalah termasuk hal yang seringkali
terlalaikan:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua kenikmatan,
kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”.
(HR Bukhari 6412)
Kedua, ancaman
kerugian dari waktu akan terbebas dari orang-orang yang melakukan amal shalih.
Amal shalih memiliki makna yang sangat luas. Segala perbuatan yang mendatangkan
nilai dan manfaat baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain merupakan amal
shalih. Dari itu amal shalih di sini meliputi dakwah kepada Islam, mengajak
melakukan kebajikan, mencegah untuk melakukan keburukan, melakukan suatu yang
menyenangkan orang lain dan menghindari sesuatu yang dibencinya, dan
seterusnya.
Ketiga, kerugian
juga tidak akan berlaku bagi orang-orang yang saling menasehati dalam kebaikan.
Ayat ini menunjukkan bahwa kebenaran atau kebaikan itu merupakan sesuatu yang
berat, sehingga kita membutuhkan untuk saling menasehati, mewasiati dan
mengingatkan untuk tidak lalai darinya. Dari itu, berwasiat dengan kebenaran
ini berlaku untuk diri sendiri dan orang lain yang mencakup seluruh kebaikan
dari ilmu dan amal.
Terakhir, kerugian
tidak akan hinggap bagi orang yang saling menasehati dengan kesabaran.
Menasehati untuk bersabar ini meliputi ketahanan untuk berjuang dalam ketaatan
kepada Allah; kekuatan untuk menghindari hal yang dimurkai-Nya; dan ketabahan
dalam menghadapi musibah dari-Nya.
Hadirin yang
dirahmati Allah Swt!
Kedua golongan
terakhir, menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran sebenarnya
tergolong ke dalam bagian kedua, yakni beramal shalih. Akan tetapi, Allah
menyebutkannya kembali secara terpisah untuk menagaskan bahwa keberadaan ini
haruslah mampu bermanfaat bagi orang lain dan menolongnya dari jurang
kecelakaan.
Hadirin yang
dirahmati Allah Swt!
Al-‘Ashr berpesan
kepada kita bahwa orang yang sungguh merugi adalah orang yang menyibukkan
dirinya dan menghabiskan waktunya untuk selain Allah serta tidak mampu
memberikan nilai guna bagi sesamanya.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم
فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ
بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ
رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ
اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ
وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا
آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Komentar
Posting Komentar